Perkembangan teknologi semakin lama semakin mewujudkan apa yang dulunya hanya sekedar angan-angan saja. Oktober lalu, dua vendor dari Korea Selatan, Samsung dan LG masing-masing meluncurkan seri ponsel berlayar melengkung. Kami mendapat kesempatan melakukan review untuk LG G Flex (LG-D598), sebuah smartphone Android 4.2.2 berlayar lengkung ukuran 6 inci yang juga membawa spek terkini di dalam dapur pacunya, sebut saja chipset Qualcomm Snapdragon 800, RAM 2GB dan kamera 13MP. Tentu tidak hanya dapur pacu yang menjadi keunggulan smartphone ini, melainkan bodi melengkungnya yang eksotis. Tidak hanya eksotis, namun bodinya juga lentur, membuat daya tahannya akan tindihan lebih baik dari ponsel pada umumnya. Penasaran dengan performa keseluruhan dari smartphone premium nan eksotis yang segera masuk ke Indonesia ini?
.
Impresi Desain dan Material
Sebetulnya dengan layar 6 inci milik G Flex, smartphone ini sudah cukup mengundang perhatian karena bodinya yang besar. Ditambah bentuk melengkungnya, maka siap-siap Anda akan menjadi pusat perhatian. Dulu Google memang pernah merilis Samsung Galaxy Nexus yang bodinya melengkung (layarnya tidak), namun lengkungan pada G Flex jauh lebih terlihat daripada Nexus.


.
Secara keseluruhan LG G Flex memiliki bentuk yang mirip LG G2, sebuah hal yang sangat wajar. Bezel atau frame samping dan atas bawah memang tidak seramping G2, namun bukan berarti membuat phablet ini terlihat gemuk. Meski tak ada sentuhan stainless seperti G2, namun justru warna dan bahan berkesan lebih premium dari G2 karena bagian belakang diberikan sentuhan brush dengan pattern yang lebih rapi.


.
LG G Flex memiliki desain yang unibody, kover belakang tidak bisa dibuka, jadi otomatis baterai tidak removable, dan slot kartu SIM ada di samping kiri, bisa dibuka dengan ejector SIM, atau jarum peniti jika tidak ada ejector SIM. LG juga mewariskan keunikan G2 kepada G Flex, yakni tombol lock dan volume yang terletak di belakang. Jika Anda pertama kali menggunakannya mungkin Anda akan bingung, namun lama-lama Anda akan merasa nyaman bahkan terbiasa dengan tombol tersebut. Tombol lock ini juga berfungsi sebagai lampu LED penanda notifikasi, meskipun lampu LED notifikasi yang lebih kecil juga hadir di depan, di atas layar. Port micro USB dan jack audio pada LG G Flex tidak tertutup.

.
Meski ukurannya sudah tergolong raksasa dengan layar 6 inci, namun G Flex masih bisa dikantungi di kantung celana bahan yang tidak ketat. Justru karena bodi lengkungnya, bagian ponsel yang terjepit di dalam celana Anda lebih sedikit, meski tetap saja Anda harus hati-hati jika duduk dengan keadaan ponsel ada di dalam celana Anda. Ukuran besar juga tidak mengorbankan kenyamanan, karena LG G Flex tetap ergonomis berkat bodi melengkung dan bagian samping yang tidak kaku. Bodi lengkung G Flex memang agak lentur (lihat video), namun tetap saja belum selentur yang diharapkan banyak orang, mengingat ini salah satu produk ponsel pertama dengan teknologi ini. Bodi belakang diklaim self healing, jadi tampaknya Anda tidak akan memerlukan pelindung.
.
.
Layar
Tidak perlu dipertanyakan lagi, layar OLED fleksibel adalah jualan utama G Flex. Layar fleksibel memang merupakan salah satu arah masa depan teknologi smartphone dan gadget (khususnya gadget wearable seperti jam tangan misalnya), meski saat ini belum terasa kegunaannya secara signifikan, karena masih tahap awal.
.
Layar OLED pada G Flex karakternya saturasinya tidak terlalu over seperti Super AMOLED pada beberapa perangkat Samsung Galaxy. Karakternya seperti perpaduan AMOLED dan IPS, tipe layar yang banyak digunakan perangkat LG. Tingkat kontras tetap tinggi, dengan warna hitam yang absolute selayaknya layar OLED pada umumnya. Warna putihnya tidak kebiruan seperti Super AMOLED, apalagi dengan saturasi yang tidak over, sehingga warnanya sudah cukup natural, masih ada mode layar Natural. Selain itu ada juga mode Vivid jika Anda ingin warna yang lebih tajam.
.
Kelemahannya adalah LG G Flex ini layarnya memiliki resolusi hanya 1280x720 piksel, mengingat layarnya berukuran besar (6 inci), sehingga kepadatan piksel hanya 245 ppi, masih di bawah Samsung Galaxy Note 3 (5,7 inci 1080p, 386 ppi) dan Sony Xperia Z Ultra (6,44 inci, 1080p, 342 ppi). Untungnya G Flex menggunakan tiga sub-piksel RGB, bukan dua subpiksel pada perangkat Super AMOLED, sehingga ketajaman layar tetap terjaga.
.
.
Antar Muka
Secara keseluruhan hampir sama dengan G2, dengan beberapa perubahan yang hanya sekedar kosmetik saja. Ada dua Theme yang bisa dipilih, Flex dan LG. Flex tentu merupakan antarmuka ekslusif untuk G Flex, perbedaan ada pada aksen warna, ikon, efek lock screen dan sebagainya. Sementara antarmuka LG membuat tampilan antarmuka sama persis dengan G2. Untuk membangunkan layar ada fitur Knock On, cukup ketuk layar dua kali dalam keadaan layar mati. Untuk mematikan layar juga cukup ketuk layar dua kali, bisa di area bar notifikasi bisa juga di area kosong pada Homescreen. Opsi lainnya untuk mematikan dan membangunkan layar adalah dengan menekan tombol lock di bagian belakang ponsel.
.
Penampilan lock screen sangat atraktif dan memanjakan mata Anda sebagai pengguna G Flex. Ada efek Swing Lock, jadi jika Anda menggerakkan ponsel secara vertical maka layar Lockscreen akan ikut bergerak mengikuti pergerakan Anda. Ini masih ditambah beberapa efek yang bisa digunakan saat unlock layar. Lockscreen bisa ditambahkan efek animasi cuaca, jika cuaca hujan maka layar lockscreen akan dipenuhi embun. Tidak hanya cantik dan atraktif, lock screen juga memiliki banyak kegunaan, bisa memunculkan akses pintas aplikasi tertentu serta informasi pemilik.
.
Layar Homescreen maksimal bisa 7 halaman dengan pengaturan themes, wallpaper, efek swipe, looping dan memungkinkan mode landscape. Tahan tombol Home selama beberapa saat maka Anda akan terbawa ke Recent Apps sekaligus Task Manager, di mana Anda bisa menghentikan semua aplikasi yang sedang dijalankan. LG G Flex memiliki fitur gestur 3 jari, untuk berpindah-pindah aplikasi dengan cepat, swipe layar ponsel menggunakan 3 jari Anda secara bersamaan.
.
Bar notifikasi sangat fungsional, namun imbasnya tampilannya terlalu penuh sehingga terkesan ribet, sampai-sampai notifikasinya sendiri tidak terlalu kelihatan karena ada di paling bawah. Anda bisa memilih banyak sekali Quick Settings, seperti Qslide, WiFi, Bluetooth, dan sebagainya, dengan urutan yang bebas bisa diubah sesuka Anda. Selain quick setting, ada akses untuk melakukan QSlide, pengaturan tingkat kecerahan dan pengaturan tingkat kebisingan notifikasi dan panggilan pada ponsel.
.
Performa G Flex sangat lancar, berkat perpaduan chipset Snapdragon 800 dan RAM 2GB ditambah layarnya memiliki resolusi hanya 720p. Cek saja angka benchmark di bagian bawah review ini untuk lebih jelasnya. Pengaturan dan kostumisasi pada Antar muka pun banyak (misalnya Anda bisa mengganti ukuran dan tipe Font yang digunakan) serta sangat fungsional, meski terkesan agak ribet dikarenakan saking banyaknya fitur. Seperti G2, G Flex juga memiliki pengaturan Front Touch Button, dari standar (Back+Home+Menu), ala Samsung (Menu+Home+Back) sampai penambahan tombol tarik notifikasi atau tombol akses QuickMemo. Tidak hanya itu, Anda bisa memilihlatar belakang front touch buttons, apakah transparan, putih atau hitam. Ada fitur Smart Screen dan Smart Video misalnya, yang cukup membantu asalkan kamera depan bisa menangkap wajah Anda. Dengan G Flex Anda juga bisa memilih agar saat melakukan Screen Capture (tahan tombol Lock dan Volume Down) layar yang di-capture tidak meliputi area bar notifikasi dan area Front Touch Buttons.
.
Fitur QSlide dan Quick Memo selalu setia hadir di smartphone Android berlayar besar keluaran LG, G Flex tidak terkecuali. Selain itu ada juga fitur Guest Mode yang berguna untuk menjaga privasi Anda. Qslide memungkinkan total ada 3 apps berjalan sekaligus (dua aplikasi berukuran minimize, serta aplikasi yang berjalan full screen di latar belakang). Besarnya space untuk tiap aplikasi bisa diubah, demikian pula tingkat transparansinya (fungsi overlay). Performa ponsel saat menjalankan fungsi Qslide cenderung tetap mulus, tidak mengherankan mengingat penggunaan RAM 2GB dan prosesor kelas atas pada G Flex.
.
Selain QSlide kini ada Dual Windows, yang sangat mirip dengan fitur serupa pada beberapa tipe Samsung Galaxy berlayar besar. Aktif dengan menahan tombol back selama beberapa saat, cara mengaktifkannya pun sama, meski tampilan eksekusinya berbeda. Hanya beberapa aplikasi terpilih yang bisa masuk dalam fitur Dual Windows ini.
.
Sementara Quick Memo adalah fitur untuk mencoret-coret layar dengan beberapa tipe alat coret virtual seperti pen, spidol dan stabilo. Meski lebih sederhana, namun fitur ini lebih praktis daripada fitur Note pada seri Samsung Galaxy Note. Hadir pula efek menarik seperti menulis pada lapisan embun di kaca, dan mencoret-coret tembok.
.
Ada kalanya ponsel Anda dipinjam oleh teman ataupun keluarga Anda. Jika ada sesuatu yang oleh Anda tidak ingin dilihat oleh mereka, Anda bisa menggunakan fitur Guest Mode ini. Jadi ponsel akan menggunakan lockscreen model Pattern, namun ada dua Pattern yang bisa disimpan. Satunya Pattern untuk Anda sendiri (semuanya terbuka seperti biasa) satu lagi Pattern khusus untuk si peminjam. Lalu Anda bisa memilih aplikasi mana saja yang boleh dilihat, mana lagi yang tidak boleh dilihat oleh peminjam. Seluruh aplikasi yang ada di ponsel bisa dimasukkan ke dalam daftar aplikasi yang boleh/tidak boleh dilihat.
.
.
.
Input Teks
Keyboard bawaan (LG Keyboard) dipenuhi banyak fitur, namun sebagai imbasnya jadi terkesan ribet, seperti antarmuka LG pada umumnya. Misalkan Anda bisa salah menekan tombol Space karena tombol tersebut ukurannya kurang panjang. Mengenai tampilan, Anda bisa mengganti themes dan pengaturan model keyboard. Keyboard dan input teks pada G Flex dilengkapi dengan Emoji, meski bentuk dan desainnya agak berbeda dari Emoji pada perangkat iOS dan aplikasi WhatsApp, namun pada intinya ini adalah emoji yang sama. Mengetik satu tangan di LG G Flex hampir mustahil dilakukan, karena bodinya yang lebar. Karena itu ada mode Split Keyboard, serta mode samping kiri atau kanan untuk pengetikan satu tangan yang lebih mudah.
.
.
Kamera dan Perekaman Video
Dibekali sensor 13 megapiksel seperti G2, sangat disayangkan LG tidak melengkapi G Flex dengan Optical Image Stabilization (OIS) seperti pada G2. Dilengkapi 9 titik focus, Anda bisa memotret menggunakan kedua tombol volume, sehingga memotret menjadi lebih mudah. Ada berbagai macam modus dalam memotret, cukup lengkap dibanding ponsel LG sebelumnya. Modus tersebut antara lain:
- Normal, Shot & Clear, Dynamic Tone (HDR) dan Intelligent Auto
-
- Panorama dan VR Panorama
-
- Burst Shoot, Beauty Shot, Time Catch Shot (memotret sesaat dan sesudah tombol shutter ditekan, agar Anda tidak kehilangan momen)
-
- Dual Camera
-
- Sport dan Night
-
.
Sementara fitur dan pengaturan juga tak kalah banyaknya, seperti:
- Cheese Shutter (memotret menggunakan perintah suara seperti cheese, smile, whiskey, kimchi, LG)
-
- tingkat kecerahan, pengaturan mode fokus (auto, manual, face tracking),efek warna, tingkat ISO, White Balance, dan resolusi
-
- timer
-
- Geotagging
-
- Shutter sound dan pengaturan Volume key (bisa untuk menjepret foto, bisa juga untuk zooming)
-
.
Hasil kamera secara mengejutkan cukup bagus, dengan noise dan efek cat air yang minimal di pencahayaan dalam ruangan. Untuk luar ruangan hasilnya jernih, tajam dan cukup natural, namun tetap vivid dan bisa dinikmati oleh kebanyakan orang. Untuk lebih jelasnya unduh file asli di tautan ini, atau klik foto di bawah untuk melihat di galeri pada Photobucket.
.
Meski tidak ada OIS, namun untuk perekaman video justru lebih lengkap dari G2. Ada perekaman dengan resolusi 4K Ultra HD (3840x2160 piksel). Perekaman video Full HD 60 fps-nya pun lebih bagus dari G2, karena di tempat yang kurang cahaya fitur ini kurang terasa manfaatnya pada G2 (baca review G2), namun di G Flex perekam video 60 fps ini justru hasilnya lebih terlihat. Disinyalir penyebabnya adalah tidak ada OIS pada G Flex. Ada beberapa modus dalam merekam video, antara lain: Normal, Live Effect (mengubah wajah objek menjadi bermata besar, bermulut besar dan sebagainya), Dual Recording dan Tracking Zoom (memilih sebagian area pada viewfinder untuk dizoom ketika sedang merekam video). Selain itu ada fitur Audio Zoom. Saat merekam video Anda bisa menyalakan lampu LED flash dan mematikannya secara manual.
.
Hasil perekaman video bagus dan tajam, tidak usah dipertanyakan karena resolusi maksimalnya 4K (sekitar 8megapiksel), di mana kebanyakan ponsel saat ini hanya mampu sampai 1080p (sekitar 2 megapiksel). Kelemahannya adalah autofocus berkesinambungan di ponsel ini yang responnya agak lambat saat Anda merekam video. Perekaman video 4K sendiri menghasilkan file sebesar 218MB untuk perekaman berdurasi 1 menit, dengan bitrate 30mbps dan framerate 30fps. Tonton video di bawah, dan pilih opsi resolusi 4K untuk menonton dengan resolusi maksimal. Untuk video 1080p 60fps, bitratenya juga 30mbps, jadi hasil file-nya kurang lebih sama dengan video 4K. Perekaman berdurasi 30 detik menghasilkan file sebesar 106MB. Karena Youtube tidak bisa menampilkan video 60fps (dikonversi menjadi 30fps) maka kami mengunggahnya di tautan ini (Mediafire).
.
.
Galeri Foto
Seperti di menu lainnya pada Settings, kali ini galeri foto juga menggunakan latar belakang hitam, tidak putih seperti pada smartphone LG sebelumnya. Penyebabnya tentu adalah layar OLED yang lebih irit daya jika menampilkan warna hitam. Galeri foto yang juga mencakup video ini menggunakan standar album untuk Android yang sedikit diubah oleh LG.. Foto dibagi berdasarkan Album, lokasi dan tanggal pengambilan foto. Seperti pada kontak dan SMS, fitur Screen zooming juga hadir disini, jadi Anda bisa mengubah-ubah ukuran thumbnail foto dengan pinch to zoom. Anda dapat mengganti nama file, merotasi foto, melakukan cropping, melakukan edit sederhana dan menampilkan detil gambar yang cukup banyak seperti model kamera, panjang fokal, pengaturan ISO dan lain-lain. Foto dapat langsung di-share melalui Bluetooth, email, jejaring sosial dan lain-lainnya.
.
.
Pemutar Video
Layar melengkung mengakibatkan menonton video di G Flex seperti menonton bioskop, apalagi ukuran layarnya cukup besar. Kami mencoba video dari IMAX berjudul Blue Planet dan memang sangat terasa keunggulan daya pandang yang ada di layar lengkung G Flex. Format yang didukung pun sangat luas. Video 4K (3840x2160 piksel) unduhan dari Youtube terputar dengan lancar. File .mkv dan .mov sampai resolusi 1080p juga terputar, demikian juga subtitle format .srt dengan beberapa fitur dan pengaturan seperti sinkronisasi, ukuran dan warna huruf.
.
Seperti pada aplikasi MX Video Player, Anda bisa mengatur tingkat kecerahan layar saat menonton video, dengan melakukan gerakan sapuan secara vertikal. Layar sentuh juga bisa dikunci sewaktu memutar video. Fitur lainnya, mengubah aspek rasio pada video dan tentu saja minimize video dengan fitur Qslide sehingga Anda bisa menonton video sambil melakukan aktivitas lainnya, lengkap dengan fitur overlay/pengaturan tingkat transparansi.
.
.
Pemutar Musik
Seperti pada G2, LG melengkapi G Flex dengan kemampuan memutar file .flac dengan kualitas HiFi (24 bit, 192kHz). Selain itu tampilan dan fitur sama dengan G2, dengan pengecualian penggunaan warna hitam dan gelap sebagai latar belakang. Ada beberapa settingan ekualiser, namun tidak berdasarkan genre music dan berdasarkan efek suara seperti bass, treble dan vocal saja, jadi lebih simple. Tentu saja Anda juga tetap bisa mengatur tingkat ekualiser sesuka Anda. Kualitas suara mirip-mirip dengan G2, loudspeaker kencang namun tidak cukup jernih dan cenderung memekakkan telinga. Sementara untuk penggunaan headset, suaranya sangat berkualitas, dengan soundstage yang luas dan separasi suara yang mantap.
.
.
Konektivitas
- • Quadband GSM / HSDPA (micro SIM)
-
- • LTE
-
- • Wi-Fi 802.11 a/b/g/n/ac
-
- • Bluetooth v4.0 dengan A2DP
-
- • port MicroUSB 3.0
-
- • infrared (sebagai remote TV)
-
- • NFC
-
- • GPS dengan dukungan A-GPS
-
.
.
Web browser
Ada dua browser yakni Chrome dan Internet. Untuk browser bawaan (Chrome) ada sebuah fitur menarik yakni capture plus (menangkap dan menyimpan sebuah halaman dalam format gambar). Dalam membuka situs full dengan banyak konten seperti halaman Home milik TeknoUp kinerjanya cepat, hampir tidak ada waktu menunggu loading konten (asumsi internet yang digunakan cepat) dan smooth, baik ketika scrolling, pinch and zoom dan lain-lainnya. Fitur-fitur dan pengaturan yang ada tentu tidak kalah dengan ponsel lain, yakni: incognito window, Find, share, Bookmark, opsi untuk selalu membuka situs desktop, save untuk offline reading dan pengaturan tingkat kecerahan layar. Selain itu tentunya ada pengaturan standar yakni cache, cookies, form data, javascript, zoom, page content, aksesibilitas dan lain-lain.
.
- HTML5test.com: 431 dari 555 poin
-
- SunSpider: 856,5ms
-
.
.
Hasil benchmark
- Antutu: 35644 poin
-
- Quadrant Standard: 20164 poin
-
- Nenamark 2: 60fps
-
- Multitouch Tester: maksimal 10 sentuhan
-
.
.
Daya Tahan Baterai
- Screenshot untuk keperluan review: habis 20 persen dalam 157 menit (kondisi layar terus menyala)
-
- Menonton video 720p .mkv: 16 jam
-
*kondisi internet menggunakan WiFi saja, seluler dimatikan, tingkat kecerahan layar 50 persen. Untuk pemutaran video menggunakan headset, tingkat volume full.
.
Kesimpulan
LG G Flex adalah perpaduan antara desain yang unik, teknologi baru, performa tangguh dan fitur yang lengkap. Layar fleksibel dan bodi melengkungnya cukup inovatif, ditambah lagi kemampuan self-healing yang termasuk baru. Kelemahan yang cukup terasa paling-paling hanya layar yang cuma 720p, serta harga yang disinyalir akan sangat premium.
Kelebihan:
- Desain melengkung yang unik
-
- Layar OLED 6 inci
-
- Performa top
-
- Fitur bawaan sangat lengkap
-
- Hasil kamera dan rekaman video bagus
-
- Daya tahan baterai sangat kuat
-
.
Kekurangan:
- Layar 6 inci hanya 720p
-
- Tidak ada slot micro SD (internal 32GB)
-
- Continous autofocus pada perekaman video agak lambat
-